Cerita Silat
Mendaftar
Advertisement
Simbol2

Empat elemen

Elemen Kekosongan adalah suatu cerita bernuansa silat yang terjadi di suatu tempat pada suatu waktu. Dengan bumbu-bumbu empat elemen (+1) dan makhluk-makhluk non-manusia, para pendekar bertumbuh untuk memenuhi tugas-tugas yang diembannya. Dalam cerita ini Nein Arimasen mencoba untuk membangun terlebih dahulu suatu dunia khayalan di mana tokoh-tokohnya tumbuh dan berkembang. Berbagai kiasan-kiasan dan juga istilah-istilah yang benar-benar ada digunakan, akan tetapi dengan pelafalan yang sederhana.

Rimba dan Gunung Hijau

Rimba dan Gunung Hijau

Perubahan judul[]

Kisah ini dulunya dituliskan dalam dua serial, yaitu Rimba dan Gunung Hijau 1 dan Kehidupan Para Pendekar 2. Bab-bab yang telah ada:

  • Bagian 1 -- Kisah Rimba dan Gunung Hijau (bagian 1-5 dari Rimba dan Gunung Hijau)
  • Bagian 2 -- Perubahan-perubahan (bagian 6-10/Tamat dari Rimba dan Gunung Hijau)
  • Bagian 3 -- Hakim Haus Darah (bagian 1 dari Kehidupan Para Pendekar)
  • Bagian 4 -- Penjaga Keseimbangan (bagian 2 dari Kehidupan Para Pendekar)

dan dipublikasikan di Indozone.net.

Perguruan silat[]

Perguruan Angin dan Embun[]

Perguruan ini dibangun oleh Petapa Seberang yang awalnya untuk menolong penduduk suatu desa yang terserang kekeringan dan kelaparan akibat kemarau panjang.

Perguruan ini tidak bertahan lama, melainkan langsung ditumbangkan oleh Perguruan Atas Angin.

Latihan-langkah

Langkah-langkah yang diajarkan Ki Tapa

Urut-urutan penurunan ilmu adalah:

  • Petapa Seberang, seorang petapa dari seberang lautan. Ia datang ke Tanah Tongkat Ditanam Jadi Tanaman untuk merantau dan memperdalam ilmunya.
  • Ki Patuh, ia hanya diajarkan Kitab Jaga Kesehatan Tubuh dan Jiwa, dan bukan ilmu kanuraga oleh gurunya Petapa Seberang.
  • Ki Setunggal, Ki Duo, Ki Tilu dan Ki Uu merupakan lima murid dari Ki Patuh, yang berarti Pertama, Kedua, Ketiga dan Keempat. Masing-masing memiliki kekhasan arah mata angin timur, selatan, utara, dan barat dengan jurus-jurus Udara, Api, Tanah dan air.
  • Ki Makam seorang penjaga makam yang disaat memakamkan Ki Patuh dan keempat orang muridnya, mendapatkan pesan terakhir Ki Tilu untuk menyelamatkan Kitab Jaga Kesehatan dan Jiwa. Ia juga memperoleh operan Tenaga Tanah.
  • Ki Tapa murid satu-satunya Ki Makam di akhir hidupnya. Ia diperintahkan untuk membawa kitab-kitab yang dicari Perguruan Atas Angin ke arah timur dan bersembunyai di Rimba Hijau.
  • Paras Tampan, Asap, Misbaya, Gentong, Kirani dan si kembar Rintah dan Rantih, adalah murid-murid yang dianggap paling berbakat oleh Ki Tapa, sehingga diperbolehkan untuk terus menuntut ilmu di Rimba Hijau. Murid-murid lain dipulangkan ke Kota Luar Rimba Hijau.

Boleh dikatakan bahwa Perguruan Angin dan Embun hanya bertahan pada masa hidup dari Ki Patuh dan keempat murid-muridnya. Ki Makam boleh dikatakan tidak memiliki perguruan silat, sedangkan Ki Tapa tinggal di Rimba Hijau dan tidak membentuk perguruan silat walaupun ia mengambil murid.

Perguruan Atas Angin[]

Perguruan ini didirikan oleh Ki Jagad Hitam yang mencangkok ilmu-ilmu dari Kitab Jaga Kesehatan dan Jiwa. Ia menciptakan Ilmu Pandang Terawang untuk mendeteksi perapal ilmu Jaga Kesehatan Tubuh dan Jiwa, serta Pukulan Perusak Perut. Dalam memimpin perguruan ini Ki Jagad Hitam dibantu oleh Lingkaran Dalam, yaitu enambelas orang yang ilmunya paling tinggi di antara murid-murid Perguruan Atas Angin. Di luar itu masih ada murid tingkat satu sampai tingkat tiga.

Kepemimpinan Jagad Hitam diteruskan oleh Tapak Kelam, salah seorang mantan Lingkaran Dalam. Pada masa kepemimpinannya tidak lagi terdapat Lingkaran Dalam, melainkan hanya Empat Pilar.

Perguruan Kapak Ganda[]

Perguruan Silat yang didirikan oleh Naga Geni dengan jurus andalannya Kapak Pengantar Nyawa. Murid-murid utamanya berjumlah sembilan orang, dikenal sebagai Penjuru Angin.

Setelah kalah dari Perguruan Atas Angin, perguruan ini dibangun kembali oleh tiga sekawan saudara angkat dari mendiang Naga Geni. Mereka itu adalah Mayat Pucat, Sabit Kematian dan Cermin Maut.

Terdapat pula Murid Rahasia salah seorang murid mendiang Naga Geni yang menghilang entah kemana.

Tempat-tempat[]

Map-elemen-kekosongan

Dunia Elemen Kekosongan

Terdapat berbagai tempat-tempat yang menjadi latar geografis dari cerita ini, di antaranya adalah Rimba dan Gunung Hijau, Desa/Kota Luar Rimba Hijau, Gurun Besar, Gunung Berdanau Berpulau, Padang Batu-batu, Sungai Menggelegar, Laut dan Pantai Selatan, Sungai Merah, Gunung Api Kembar, Lembah Batu Bintang, Paparan Karang Utara, Pengunungan Karang Utara, Bukit Utara dan Air Jatuh.

Masing-masing tempat memiliki artian sendiri dan memegang peranan dalam pertumbuhan tokoh-tokohnya. Berapa tempat sengaja tidak disinggung untuk menumbuhkan sisi kemisteriusan.

Desa/kota[]

Pada awal cerita terdapat desa-desa seperti Desa Luar Rimba Hijau, Desa Pinggir Sungai Menggelegar dan Desa Pinggiran Sungai Merah yang kemudian berevolusi menjadi kota-kota.

Pulau Tengah Danau[]

Tempat kediaman Ki Sura dan Nyi Sura, kedua orang tua Telaga dan juga guru kedua dari Lantang. Rancana, si Bayangan Menangis Tertawa, guru pertama dari Lantang pun pernah lama berdiam di sini.

Terdapat pula Xyra seorang Undinen yang selalu membayangi Lantang, kemana pun ia pergi.

Rimba Hijau[]

Rimba Hijau merupakan salah satu tempat terjadinya banyak cerita. Dan masih banyak rahasia yang belum terungkap. Hal ini dikarenakan lokasi ini nyaman sebagai tempat untuk bersembunyi.

Pondok di tengah Gurun Besar[]

Terdapat kekek tua dan seorang pemuda yang memiliki kemampuan untuk mencari informasi dari segalam makhluk, termasuk makhluk-makhluk non-manusia untuk digunakan dalam ramalan-ramalannya.

Lembah Batu Bintang[]

Suatu tempat misterius di tepi Gurun Besar di mana bahan baku Tigaan ditambang dari dalam tanah. Di sana terdapat pula Penjara Kokoh, tempat penjahat-penjahat sakti ditahan untuk waktu yang tak ditentukan.

Perdagangan[]

Motif-Tigaan

Benda berharga empat Tigaan

Cerita mengenai para pedagang diawali dari tokoh-tokoh pedagang dari Desa Luar Rimba Hijau seperti Ki Untung, Ki Rabat dan Ki Murah. Kelompok ini kemudian merintis dibukanya perdagangan antara bagian barat dan timur sehingga terjadi pertumbuhan yang pesat bagi desa-desa di sekitar jalur yang mereka lewati.

Jalur perdagangan[]

Terdapat dua jalur perdagangan yang menghubungi daerah barat dan timur, yaitu Jalur Pendek dan Jalur Panjang. Kedua jalur ini memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Barang-barang berharga umumnya diantar menggunakan Jalur Panjang sedangkan bahan makanan dikirimkan menggunakan Jalur Pendek.

Tigaan[]

Tigaan merupakan suatu mata uang yang dikenal dalam cerita ini. Harga barang-barang dinyatakan dalam kelipatan tigaan. Untuk memudahkan perdagangan pada tiap produk yang dijual, disertakan pola tigaan dan jumlahnya. Dengan cara ini orang yang tidak dapat menghitung pun dapat melakukan transaksi. Di beberapa daerah yang kreatif motif-motif yang menandakan harga barang dalam Tigaan, dibuat sedemikian rupa sehingga menarik pembeli.

Tokoh-tokoh lain[]

  • Bayangan Misterius seorang tokoh berilmu tinggi yang memberitahu Bujang seorang dari Kota Pinggiran Sungai Merah, yang terkena Racun Hitam Panas akibat gigitan Kadal Gurun di Gurun Besar, agar mencari pengobatan pada Ki Tapa di Rimba Hijau.
  • Walinggih atau lebih dikenal sebagai Hakim Haus Darah, adalah orang yang istri dan anaknya menjadi korban dari perselisihan dua buah desa, akibatny ia menjadi amat 'penghukum' terhadap kerusuhan yang terjadi antara kedua desa tersebut. Dengan kesaktiannya ia membantai siapa pun yang berseteru. Tidak pandang bulu.
  • Wananggo adalah kakak dari Walinggih. Ia juga mempunyai kesaktian setingkat dengan adiknya. Seperti adiknya pula, ia menjadi korban dari pertentangan kedua desa.
  • Tiga orang petapa, yaitu Petapa Seberang, Petapa Lain Pulau dan Petapa Gunung Es saling mengangkat saudara saat mereka bersua di Pulau Gunung Api.
  • Maling Kitab atau Penjaga Keseimbangan, seorang tokoh yang masih misterius.
  • Bagadsh seorang Troll yang merupakan adik angkat dari Maling Kitab. Ia dipesankan untuk menjaga baik-baik pelinggalan Maling Kitab, serta mencari orang yang cocok untuk meneruskan misi dari Maling Kitab.

Pranala luar[]

Advertisement